Sudah tak dapat dipungkiri lagi barang haram yaitu NARKOBA kini telah berhasil menggelayuti kehidupan seseorang baik itu tua maupun muda. Seakan tak tahu bahaya akibat mengkonsumsi narkoba, mereka tetap saja menggunakannya sebagai barang yang wajib di konsumsi sewaktu-waktu.
Yang membuat hati semakin miris itu tatkala kita semakin sering mendengar bahwa banyak kaum muda yang mulai terpengaruh dengan gaya hidup mengkonsumsi narkoba. Seperti yang kita ketahui mengkonsumsi narkoba dapat mengakibatkan seluruh organ di tubuh kita akan mengalami gangguan fungsi, dan narkoba juga telah berhasil menciptakan sebuah trend baru di kawula muda untuk mengkonsumsi narkoba untuk menunjukkan eksistesi dirinya.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama dengan Universitas Indonesia (Universitas Sumatera Utara kapan ya??) pada tahun 2008, menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan pengguna narkoba mencapai 22.7%. Peningkatannya dari 1,1 juta pengguna pada tahun 2006 menjadi 1,35 juta pengguna pada tahun 2008. Dimana 41% diantara mereka
menggunakan narkoba sejak usia 16-18 tahun. Sungguh jumlah yang sangat mengejutkan serta menyedihkan, dimana para generasi muda yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini telah menjadi pengguna narkoba.Dengan jumlah yang sedemikian besar siapakah yang seharusnya disalahkan? Apakah seutuhnya kepada orang tua yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik anaknya, atau kepada para pengedar narkoba? Sungguh sebuah pertanyaan menarik namun cukup sulit untuk ditentukan. Sebagai orang tua tentunya memiliki peran penting untuk membentuk karakter seorang anak. Namun lepas dari peran tersebut, seorang anak meminjadi pemeran utama dalam membentuk karakternya sendiri. Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya menjadi pengguna narkoba, walaupun orang tuanya adalah pemakai narkoba pasti ia tidak menginginkan anaknya mengikuti jejaknya.
Kita ambil contoh kasus yang baru terjadi, yaitu anak angkat seorang wakil gubernur Banten Rano Karno yang terkenal dengan film Si Doel Anak Betawi yang tertangkap saat membeli narkoba melalui online. Setelah kasus ini menguak, banyak orang yang menuntut tanggung jawab Rano Karno sebagai orang tua dan juga sebagai Wagub. Banyak yang menyarankan agar Rano Karno turun dari jabatannya secara ksatria. Sebenarnya permintaan tersebut cukup wajar saja, tapi akibat ulah anaknya yang menggunakan sabu-sabu menurut penulis tidaklah harus menyalahkan Rano Karno, menurut pengakuan Rano sendiri bahwa walaupun dia adalah anak angkatnya namun Rano Karno sejak kecil dan sampai saat ini tetap menganggap bahwa anak tersebut adalah anak kandungnya.
Kesalahan si anak memang kesalahan dari Rano Karno yang tidak mengetahui apa saja yang dilakukan anaknya jika jauh darinya, namun karena kasus ini Rano tidak cocok untuk kehilangan jabatannya sebagai wagub, malah seharusnya Rano harus menunjukkan bahwa dia akan berusaha untuk menekan jumlah penggunaan narkoba. Dan bagi orang tua lain yang memiliki kenyataan pahit seperti yang dialami Rano Karno ada baiknya untuk tetap memberikan kasih sayangnya agar si anak mau berubah dan tidak mengkonsumsi barang haram tersebut.
Untuk para pembaca khususnya kaum muda yang membaca blog (postingan ini), semoga memngingat bahwa NARKOBA itu tidak membawa kita ke kebahagiaan yang kekal, tetapi akan menarik kita lembah hitam penderitaan. Untuk itu JAUHILAH NARKOBA, ajak teman-temanmu untuk membenci narkoba tapi tidak membenci pengguna narkoba melainkan menasihati atau melaporkan kepada orang tua teman anda yang menggunakan narkoba agar dapat diberikan rehabilitasi. Sayangi dirimu seperti dirimu menyayangi orang tuamu (orang yang saya terhadap orang tuanya maka akan patuh terhadap didikan orang tuanya, maka kamu akan terhindar dari bahaya NARKOBA).
Horas!
HIDUP TANPA NARKOBA!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar