Rabu, 04 April 2012

Pendidikan TK di Indonesia Cukup Penting?

Kelompok:

Edwin Mangatur Sirait 11-120

Taman Kanak-kanak merupakan jenjang pendidikan yang ditempuh seorang anak sebelum mengenyam pendidikan di bangku Sekolah Dasar. Pada saat dulu saya kecil, tidak semua anak-anak yang dimasukkan oleh orang tuanya ke bangku TK. Para orang tua lebih memilih untuk langsung memasukkan anaknya ke SD. Alasan yang paling klasik ialah soal biaya, orang tua lebih suka mendidik langsung anaknya sebelum di sekolahkan ke SD. Namun ini berbeda dengan keadaan saat ini, dimana pendidikan prasekolah sedang menjamur di masyarakat. Saat ini banyak berkembang sekolah PAUD dan play group yang tujuannya sama dengan TK. Orang tua saat ini sudah banyak yang memasukkan anaknya ke TK selain untuk mempersiapkan si anak masuk ke SD seperti mengajarkan si anak untuk menulis dan mengeja. Orang tua juga memanfaatkan TK untuk menitipkan anaknya sementara kedua orang tua si anak sedang sibuk bekerja. Tapi tentunya tidak semua orang tua memasukkan anaknya ke TK dengan alasan kedua diatas.

Banyak juga kok orang tua yang menyekolahkan anaknya di TK untuk perkembangan si anak ke arah yang lebih baik. Pendidikan TK membantu anak untuk  meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

Pendidikan prasekolah selain mendidik anak sambil bermain, umumnya juga berfokus pada pengembangan kemandirian, kedisiplinan, dan yang paling penting
adalah kehidupan sosial pada anak. Manfaatnya adalah mengajarkan bagaimana hidup bermasyarakat sambil bermain bersama teman-teman lainnya. Di mana menurut Montessori pada saat seorang anak berada di TK maka si anak akan diajarkan untuk mempelajari setingkat diatas apa yang ia dapatkan saat ini. 

Bagi orang tua, saat ini pendidikan anak usia dini sudah menjadi trend di kalangan masyarakat. Sehingga para orang tua mau untuk memasukkan anaknya ke TK. Ada beberapa hal penting yang harus diketahui oleh orang tua mengenai perkembangan si anak, yaitu sebagai berikut:
1. Perkembangan Personal Sosial
Kemampuan si kecil berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain/lingkungannya serta menilai bagaimana kemandiriannya.
2. Perkembangan Motorik Halus
Kemampuan anak dalam mengoordinasikan mata dan kedua tangannya. Contohnya untuk menggambar, menjimpit kismis, mencoret, menyusun balok, dan sejenisnya.
 3. Perkembangan Bahasa
Kemampuan anak mendengar atau merespons suara, berbicara dan mengikuti perintah.
4. Perkembangan Motorik Kasar
Kemampuan anak seperti jalan, melompat, dan sebagainya.


Pada masa 0-5 tahun merupakan ”golden age” dimana 80 persen otak anak berkembang pada masa tersebut. Pada masa tersebut peran orang tua sangat besar dalam mengawasi proses tumbuh dan berkembang otak anak. Pada masa ini informasi akan mudah diserap entah itu baik ataupun buruk. Maka sangatlah penting pendidikan sebelum sekolah itu dilakukan, dimana Pendidikan Prasekolah akan mengajarkan anak didiknya untuk melakukan hal-hal yang baik.

Dalam proses perkembanganya ada ciri-ciri yang melekat dan menyertai periode anak tersebut. Menurut Snowman (1993 dalam Patmonodewo, 2003) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah (3-6 tahun) yang biasanya ada TK. Ciri-ciri anak TK dan prasekolah yang dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif.

1) Ciri Fisik Anak Prasekolah Atau TK. Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya.
  • Anak prasekolah umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau kontrol terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.
  • Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup, seringkali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup. Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan anak.
  • Otot-otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu biasanya anak belum terampil, belum bisa melakukan kegiatan yang rumit seperti misalnya, mengikat tali sepatu.
  • Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan pandangannya pada obyek-obyek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan masih kurang sempurna.
  • Walaupun tubuh anak lentur, tetapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih lunak (soft). Hendaknya berhati-hati bila anak berkelahi dengan teman-temannya, sebaiknya dilerai, sebaiknya dijelaskan kepada anak-anak mengenai bahannya.
  • walaupun anak lelaki lebih besar, anak perempuan lebih terampil dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik halus, tetapi sebaiknya jangan mengkritik anak lelaki apabila ia tidak terampil, jauhkan dari sikap membandingkan anak lelaki-perempuan, juga dalam kompetisi ketrampilan seperti apa yang disebut diatas.
2) Ciri Sosial Anak Prasekolah atau TK
  • Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti, mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
  • Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terorganisasi secara baik, oleh karena kelompok tersebut cepat berganti-ganti.
  • Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar. Parten (1932) dalam social participation among praschool children melalui pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di sekolah, dapat membedakan beberapa tingkah laku sosial: a) Tingkah laku unoccupied anak tidak bermain dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri di sekitar anak lain dan memandang temannya tanpa melakukan kegiatan apapun. b) Bermain soliter anak bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan, berbeda dari apa yang dimainkan oleh teman yang berada di dekatnya, mereka berusaha untuk tidak saling berbicara. c) Tingkah laku onlooker anak menghasilkan tingkah laku dengan mengamati. Kadang memberi komentar tentang apa yang dimainkan anak lain, tetapi tidak berusaha untuk bermain bersama. d) Bermain pararel anak-anak bermain dengan saling berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama dengan anak lain, mereka menggunakan alat mainan yang sama, berdekatan tetapi dengan cara tidak saling bergantung. e) Bermain asosiatif anak bermain dengan anak lain tanpa organisasi. Tidak ada peran tertentu, masing-masing anak bermain dengan caranya sendiri-sendiri. f) Bermain Kooperatif anak bermain dalam kelompok di mana ada organisasi. Ada pemimpinannya, masing-masing anak melakukan kegiatan bermain dalam kegiatan, misalnya main toko-tokoan, atau perang-perangan.
3) Ciri Emosional Anak Prasekolah atau TK
  • Anak TK cenderung mngekspreseikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
  • Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.
4) Ciri Kognitif Anak Prasekolah atau TK
  • Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya, sebaiknya anak diberi kesempatan untuk berbicara, sebagian dari mereka dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.
  • Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, mengagumi dan kasih sayang. Ainsworth dan Wittig (1972) serta Shite dan Wittig (1973) menjelaskan cara mengembangkan agar anak dapat berkembang menjadi kompeten dengan cara sebagai berikut: a) Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak. b) Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak. c) Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan dalam banyak hal.
  • Berikan kesempatan dan dorongan maka untuk melakukan berbagai kegiatan secara mandiri. a) Doronglah anak agar mau mencoba mendapatkan ketrampilan dalam berbagai tingkah laku. b) Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan oleh lingkungannya. c) Kagumilah apa yang dilakukan anak. d) Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan hangat dan dengan ketulusan hati.

  Sumber:
Santrock, J.W. 2002. Life Span Development : Perkembangan Masa Hidup. Ed 5. Jakarta : Erlangga
Papalia, D.E. 2003. Child Development : A Topical Approach . New York : McGraw-Hill
http://www.duniapsikologi.com/ciri-ciri-anak-prasekolah-atau-tk/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar